Jumat, 26 Agustus 2011

Dokumentasi Sepenggal




Malam itu aku tengah sibuk merapikan lemari buku yang tampak selalu berantakan, percuma dirapikan selanjutnya bakal terlihat hancur. sekedar membuang penat aku pun menghentikan tugasku untuk sementara dan tiduran sambil menatap tipi yang selalu menyala. terdengar suara ponselku yang memecahkan konsentrasiku pada acara yang kutonton. nomor ponsel sepupuku yang tampil pada layar hapeku, tak perlu kujelaskan lagi siapa yang telah menelponku. dengan sumbringah aku mengangkat telpon, layaknya seseorang yang telah lama tidak berjumpa, akupun menyapa dia dengan penuh semangat, begitu pula dia membalas sapaan ku dengan rasa semangat yang hampir tidak ada bedanya.

Dulu dia pernah tinggal serumah dengan ku dan keluargaku, namun berjalannya waktu. dia merantau kepulau sebelah, kekabupaten pusat regional di kawasan timur tapal kuda. kabupaten yang memiliki populasi 2juta jiwa lebih pada tahun 2003. kabupaten yang beribu kotakan Jember.

gambar dipinjam dari sini





Berawal dari basa-basi dan menuju obrolan yang serius. sampai ku tau kalau dia lagi bad mood atau bahasa twiitingnya Galau. emosi nya saat itu lagi kacau tak menentu, dia bercerita panjang lebar tentang apa yang lagi dia rasakan saat itu.

Seseorang telah membuat dia menjadi kasmaran. orang yang identitasnya tidak disebutkan dalam obrolan kami, identitas yang sampai saat aku menulis cerita ini masih menjadi tanda tanya dalam benakku, siapa identitas yang dimaksud? identitas yang lagi menjalin hubungan dengan sepupuku. hubungan yang ganjil yang tidak bisa aku jelaskan lebih panjang lagi. bingung dan kelabakan menerima celotehan dari dia. mengubah pemikiranku tentang dia. ternyata dia bukan aku, dan aku bukan dia. hahahaa.. ceritaku mulai ngaco!!

Aku hanya bisa menjadi pendengar yang baik sambil menahan geli yang menyerang bulu leherku! ternyata bukan kisah horor saja yang membuat aku merinding, cerita yang jauh dari kata lurus ini membuat seluruh buluku berdiri dengan mantapnya, malah makin ngawur tulisanku..


Tapi, selanjutnya aku lupa dengan obrolan kami.. benar-benar lupa!! walau kepala ini udah diantokkan berkali-kali kepintu, tetap aja aku lupa. namun endingnya aku masih ingat, kami saling say bye lalu menutup ponsel masing-masing dan kemudian hening!!



Dan janjiku pada sepupuku akan memposting ceritanya ini ke blog milikku.
Semoga saja dia tidak canggung saat curhatannya menjadi dokumentasi sepenggal yang pernah di posting ke dunia maya.




Terobsesi


Kalau anda sering memperhatikan Blog ini berubah-ubah, itu tandanya saya lagi bereksperimen dengan kemampuan menulis saya, mengolah, dan menciptakan sesuatu agar dapat di terima dan menjadi inspirasi bagi pembacanya. Susah-susah gampang ternyata menyalurkan hobi kedunia maya, butuh wawasan yang luas dan pengetahuan yang tidak sedikit.

Beda ketika saya menulis di dalam Diary yang hanya bisa jadi bahan intipan buat orang tua saya saja, tidak bisa dilihat dunia dan lebih menyebalkan saat tulisan tangan saya berubah-ubah sesuai mood saya saat itu.

Sekitar tiga tahun yang lalu saya membuat blog ini, namun isinya monoton dan kaku. anda bisa memperhatikan tulisan saya dari awal, tapi jangan dikira semua isi blog ini Real dari pemikiran saya, karena saya juga manusia biasa yang butuh belajar dan bersosialisasi dengan lingkungan, niat saya tidak buruk. hanya menambah koleksi isi blog ini dan semoga anda juga mendapat inspirasi baru.


Saya butuh dukungan dari anda, mengasah kemampuan dan wawasan saya dalam hal tulis menulis.


gambar dipinjam dari sini




Galau..


Galau..

Kata yang singkat namun ngeHits di sejumlah Jejaringan Sosial, adalah jenis emosi yang Berbeda yang sering kita jumpai disekitar kita, namun susah buat memahami definisi apa itu Galau? Menjadi Galau bukan karena tanpa sebab, dikarenakan Galau memiliki emosi yang labil dan tidak bisa dijelaskan secara pasih.

Galau..
Singkat namun ngeHeeets





Matahari Berganti



Matahari berganti ketika sore itu saya melihat kamu di antara kerumunan orang dan kendaraan. Masa lalu dan masa kini tidak akan pernah sama. Begitu juga dengan kamu. Tapi saya masih mengenal kamu, dan perasaan ini selalu sama setiap saya menatap wajah kamu—yang kini nampak sedikit berbeda.

Waktu berjalan dalam kehidupan kamu; siang dan malam membantumu menemukan arti sebuah perubahan. Sementara, waktu seakan terhenti bagi hidup saya sendiri: stuck.


Kamu tersenyum tipis. Mungkin itu satu-satunya cara yang kamu tahu untuk menyapa saya pertama kali setelah beberapa tahun kita tidak bertemu. Semacam canggung. Atau malah sungkan.


Hanya dalam hitungan tahun, kamu dan saya seolah tidak pernah duduk satu bangku di kelas yang sama, di sekolah yang sama. Dan yang lebih parah dari itu, semua perubahan itu mulai merentangkan jarak dan membangun sekat diantara kita, saya rasa.


Hai, apa kabar?” secara spontan bibir saya bergetar.


Baik. Kamu?”


Ya, seperti yang kamu lihat,” entah bagaimana caranya mengetahui seperti apa gambaran saya di matamu saat ini.


Matahari berganti ketika saya sadar bahwa kamu telah berubah. Ada ketakutan yang teramat sangat dalam diri saya: bilakah perubahan itu membuat kamu mem-‘bukan siapa-siapa’-kan saya? Dan bilakah perubahan itu hanya membuat saya semakin larut dalam rasa cemburu karena telah terabaikan waktu?


Kita berdiri, kaku, di pinggir jalan, di antara kerumunan orang dan kendaraan. Saling pandang secara bergantian. Entah apa yang harus diucapkan kemudian. Entah apa yang harus dilakukan kemudian.


Matahari berganti ketika kita bertemu kembali. Berganti karena dulu kita pernah bersama—sebagai teman, bahkan sahabat—dalam keadaan yang terasa berbeda dengan yang kita rasakan saat ini, setelah bertahun-tahun terpisahkan.


Kayaknya, aku harus….”


Ya, saya tahu.


See you later.

Semoga masih ada matahari yang mempertemukan kita kembali.
Selamanya, masa lalu dan masa kini tidak akan pernah sama, dan matahari boleh saja berganti, kecuali perasaan ini.[]
—–

Sumber klik disini




 
© Copyright 2035 AsriePoenya
Theme by Yusuf Fikri